BATAS TIMOR - Penguatan sinergitas dan komitmen dari seluruh stakeholder dianggap perlu dilakukan guna meningkatkan produksi pangan strategis dalam mengendalikan inflasi.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumtera Utara Ir.Lucyantini MM, saat menjadi Nara sumber di Studio iNewstv Medan dengan ‘ thema peningkatan produksi pangan, mengendalikan inflasi, pada Rabu yang lalu. (11/12)
Menurutnya dalam meningkatkan produksi pangan strategis dalam mengendalikan inflasi tidak hanya Tugas utama Pemerintah namun perlu peran serta Masyarakat khususnya kelompok Tani, dengan bersama-sama saling melengkapi, tidak saling menyalahkan, namun sama-sama mencari solusi atas persoalan yang kerap dihadapi para Petani pada umumnya.
Sumatera utara sendiri menurut Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumtera Utara Ir.Lucyantini MM, memiliki 3 komuditas proritas yang hingga kini masih swasembada yakni beras, jagung dan cabe merah, Ketiga komuditas ini memang prioritas utama dalam peningkatan produksi, karena memang komuditas-komiditas ini yang selalu berdampak pada inflasi, dikatakan pada awak media Kamis.(22/12/22)
Baca Juga: Dari Batas RI - RDTL, Wabup Malaka Serukan 4 Langkah Audit Kasus Stunting
Menurut Lucyantini, meski ketiga komuditas ini mengalami swasembada, namun pihaknya terus memberikan dorongan bagi para petani komuditas lain, untuk terus berupaya meningkatkan produksi, yakni dengan cara memberikan penyuluhan ketiap-tiap daerah Kawasan pertanian, serta memastikan penyaluran pupuk bersubsidi tepat sasaran, meski selalu adanya tantangan yang tidak bisa terhindarkan, yakni alih fungsi lahan, yang mencapai 10 ribu hektar pertahun.
karena menurutnya tuntutan peningkatan produksi tidak akan berjalan bila lahan pertanian semakin menyusut.
Ditambah lagi keluarnya permentan nomor 10 tahun 2022, dimana pupuk bersubsidi hanya dibantu 2 jenis saja yakni Urea dan Mpk, Dan jumlah penyalurannya juga sudah dikurangi atau dibatasi.
Meningkatkan Produksi Pangan Strategis Dalam Mengendalikan Inflasi
Baca Juga: Astaga! Ruben Onsu Ancam Kembalikan Betrand Ke Orang Tua Kandung di NTT, Alasannya Mengerikan
Sementara menurut salah satu anggota kelompok berkah tani Kabupaten Deli Serdang Supriyadi, kendala yang kerap mereka hadapi ditengah tuntutan peningkatan produksi Pangan Strategis Dalam Mengendalikan Inflasi, memang adanya pembatasan penyaluran pupuk bersubsidi dimana dalam prakteknya terkadang penyalurannya tidak tepat sasaran.
Sehingga para petani harus membeli Pupuk nonsubsidi dengan harga yang lebih mahal, yang memaksa mereka harus mengurangi jumlah bibit yang ditanam, karena keterbatasan pupuk bersudsidi.
Selain pupuk, permasalahan yang kerap dihadapi para petani, adalah pasokan air. Khususnya pertanian yang berada dikawasan pesisir Pantai.
Karena bila musim kemarau sudah tiba, dipastikan para petani selalu kekurangan air untuk pengairan pertanian, yang membuat hasil produksi tanaman pertanian merekapun kurang maksimal.
Baca Juga: BMKG Sebut Wilayah TTS Masih Mengalami Hari Tanpa Hujan Kategori Panjang Terjadi di Kecamatan Ini.
Artikel Terkait
Sidang Perkara Lanjutan Toni Tan, Saksi Wilyanto Berbelit Belit Saat Dicecar Pertanyaan Hakim
Kemenag Buka Formasi PPPK 2022 bagi Tenaga Teknis, Guru dan Dosen, ini Syarat dan Cara Daftar
Heboh! Usai Menikahi Remaja 19 Tahun, Nenek Usia 76 Tahun Mendadak Hamil
Hamil Bayi Perempuan, Nenek 76 Tahun dan Remaja 19 Tahun Diselimuti Kebahagiaan hingga Gelar Acara ini
BMKG Sebut Wilayah TTS Masih Mengalami Hari Tanpa Hujan Kategori Panjang Terjadi di Kecamatan Ini.
Ibu Hamil di Pulau Terpencil NTT Berhasil di Evakuasi Anggota Polisi